Tips Sukses Menjalani Tahun Pertama Kuliah di Australia

Bagikan:
Tips Sukses Menjalani Tahun Pertama Kuliah di Australia

Buat banyak orang, kuliah di Australia kelihatan kayak mimpi besar: kampus top, lingkungan internasional, dan peluang masa depan yang lebih kebuka. Tapi begitu dijalanin, tahun pertama justru jadi fase paling krusial bukan soal IPK dulu, tapi soal adaptasi.
Ngikutin pengalaman Diptya Hanindyojati, mahasiswa S2 Economics di College of Business & Economics (CBE), Australian National University (ANU), Canberra, kelihatan jelas kalau tahun pertama itu isinya penyesuaian: adaptasi sama sistem kuliah, bahasa, lingkungan sosial, sampai cara ngatur hidup dan keuangan di negara baru.


Persiapan: Bukan Soal Pintar, Tapi Siap
Sebelum ngomongin kelas dan kehidupan kampus, ada satu hal penting soal persiapan terutama Bahasa Inggris. Kuliah di luar negeri itu bukan buat yang paling pintar, tapi buat yang paling disiplin, konsisten, dan bertanggung jawab.
Dalam IELTS, bagian yang paling menantang biasanya writing. Bukan cuma karena ngaruh ke skor, tapi karena skill ini bakal kepakai terus di dunia akademik. Kalau skor belum nyampe syarat kampus, kuncinya bukan panik, tapi mapping kemampuan: tahu kuat di mana, lemah di mana.
IELTS terbagi jadi reading, listening, writing, dan speaking. Dari situ, bikin action plan dan timetable belajar yang realistis lalu jalani dengan disiplin. Karena pada akhirnya, yang bikin siap berangkat bukan bakat, tapi kebiasaan.


Bahasa Inggris: Skor vs Kenyataan
Untuk jurusan yang cenderung kuantitatif, IELTS 6.5 sebenarnya sudah cukup buat mengikuti perkuliahan. Idealnya memang di 7.0 ke atas agar lebih nyaman. Di kelas pun sistemnya mendukung: lecture direkam, ada kelas tutorial kecil, jadi kalau kurang nangkep di awal masih ada ruang buat mengejar.
Struktur kuliah di ANU biasanya 6 units per mata kuliah:
 2 jam lecture di kelas besar (bahkan bisa lebih dari 100 mahasiswa), ditambah 1 jam tutorial dengan peserta lebih sedikit. Diskusi lebih intens justru terjadi di sesi tutorial ini.
Tapi satu hal penting: IELTS setinggi apa pun nggak menjamin langsung jago bahasa Inggris. Skor hanya tiket masuk. Selebihnya ditentukan oleh kebiasaan hidup. Tinggal di luar negeri tapi tetap hidup di “bubble” yang sama ngumpulnya Indo lagi Indo lagi nggak akan banyak ngubah apa-apa.
Kemampuan bahasa justru berkembang saat kita mau bergaul lintas budaya, terutama dengan native speakers. Tantangannya, di level postgraduate, mayoritas mahasiswa datang dari China dan India, sementara native Australians lebih banyak di S1. Jadi kesempatan ketemu native ada, tapi nggak selalu dominan. Karena itu, penting banget buat sengaja cari lingkungan campur, bukan cuma nyaman di lingkaran sesama orang Indonesia.

Kehidupan Sosial: Bebas, Aman, dan Dihargai
Soal kehidupan sosial, pengalamannya justru terasa menyenangkan. Australia itu sangat menjunjung tinggi privasi. Orang-orangnya nggak ikut campur urusan hidup kita, tapi akan sangat membantu kalau kita butuh bantuan.
Lingkungannya terbiasa dengan keberagaman. Urusan agama, identitas, sampai gaya hidup nggak jadi hal yang dipermasalahkan.Identitas diakui tanpa paksaan. Pilihan makanan pun jelas dan transparan mulai dari halal, vegan, sampai kebutuhan diet khusus.
Sebagai mahasiswa internasional, ini bikin adaptasi mental jadi jauh lebih ringan. Kita nggak dituntut buat berubah, tapi diberi ruang buat tetap jadi diri sendiri.
Di luar akademik, komunitas juga hidup. Ada KBRI yang aktif dengan berbagai acara, jaringan Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) dari tingkat pusat sampai kampus, serta berbagai komunitas lain keagamaan, olahraga, hingga UKM kampus. Semua terbuka, tinggal seberapa besar kita mau terlibat.

Cost Hidup & Kuliah: Realistis tapi Masih Masuk Akal
Soal biaya, ini bagian yang sering bikin ragu sebelum berangkat. Tapi sebenarnya cukup bisa dipetakan sejak awal.
Untuk akomodasi, biaya sering menjadi pertimbangan terbesar. Tipe single studio di Canberra, yang ideal untuk adaptasi tahun pertama (sekitar AUD 450 per pekan), menawarkan ruang pribadi yang nyaman. Namun, untuk menghemat, opsi share house atau berbagi kamar dengan teman biasanya jauh lebih terjangkau, berkisar antara AUD 250–300 per pekan, tergantung lokasi dan fasilitas
Biaya kuliah sendiri dihitung per mata kuliah, sekitar AUD 6.000 per subject. Jumlah mata kuliah per semester tinggal disesuaikan sama kemampuan dan strategi masing-masing mahasiswa.
Untuk kebutuhan harian seperti makan dan belanja, pengeluarannya ada di rentang AUD 100–150 per pekan, tergantung gaya hidup dan seberapa sering masak sendiri.
Secara kasar, AUD 3.000 per bulan sudah cukup aman untuk menutup kebutuhan hidup bulanan akomodasi, makan, dan kebutuhan dasar lainnya.
Di bulan pertama, pengeluaran biasanya terasa lebih besar karena ada kebutuhan awal: ngisi kamar, beli perlengkapan pribadi, dan penyesuaian hidup. Tapi setelah ritmenya ketemu, pengeluaran cenderung lebih stabil dan bisa dikontrol.
Untuk transportasi, Canberra masih didominasi kendaraan pribadi (mobil) karena tata kotanya luas. Tapi bus, light rail, dan sepeda tetap jadi opsi efisien, terutama bagi mahasiswa yang tinggal di jalur utama pusat kota. Jika mengandalkan transportasi umum sepenuhnya, untuk transportasi umum perlu spend biaya sekitar $150 hingga $192 AUD (sekitar Rp1,5 juta - Rp1,9 juta) per bulan untuk kategori umum/dewasa berdasarkan perhitungan batas maksimal harian (daily cap) sekitar $9.60 AUD namun biaya ini bisa turun hingga setengahnya (sekitar $96 AUD) jika memiliki status mahasiswa (concession).

Strategi Praktis Tekan Biaya
- Mulai dari Share House: Jauh lebih hemat dibanding studio. 
- Masak & Buru Promo: Selisih biaya masak sendiri dibanding beli bisa sampai 5× lebih murah.
- Maksimalkan Status Student, Aktifkan student concession untuk memangkas biaya transportasi hingga 50%, sekaligus akses diskon layanan publik lainnya. 
- Manfaatkan Transportasi Publik & Non-Motor: Aktifkan student concession untuk memangkas biaya transportasi hingga 50%. Untuk jarak dekat,                      pertimbangkan berjalan kaki atau bersepeda karena ini adalah metode transportasi yang dominan dan paling hemat bagi pelajar.
- Pisahkan “Setup Cost”: Bedakan dana awal (deposit, perabot, perlengkapan) dari uang bulanan supaya arus kas rutin nggak terganggu di bulan pertama.